Bagaimana PPL Ku ? -Part 1-

23.26 rindukita 0 Comments




Sreekkh… Sreekkkhh… FuUuHH… FuUUhh…

Waktunya membersihkan sarang laba-laba yang mulai bertebaran di raga ini... ttssaahhh…

Bukan maksud mau lebay, hanya ingin menunjukkan gimana LAMANYA saya dan teman-teman seangkatan semester 7, menunggu kapan bisa mulai PPL (Program Pengalaman Lapangan).

Target PPL awal September, apalah daya baru terealisasikan awal Oktober. Mencoba untuk berpikir positif terhadap kebijakan kampus. Yaah, mungkin karena pergantian Ketua Kampus yang baru, sehingga perlu penyesuaian lagi disana sini.

Setelah dua minggu belakangan bolak balik kampus untuk memastikan kapan mulai PPL nya, dan mulai mengurus segala proses administrasi. Akhirnya tanggal 12 Oktober 2015, pihak Kampus mengadakan pelepasan mahasiswa PPL/PKL. Di momen pelepasan itulah akhirnya bisa ketemu lagi dengan teman-teman seangkatan yang nyaris lengkap, setelah sekian lama gak bertemu karena berpencar kesana sini. Dan hebatnya, saya lupa untuk mengajak mereka berfoto bersama.

Hari ini, 13 Oktober 2015, saya dan kelima teman saya diantar guru pembimbing untuk ke sekolahan yang telah dipilih untuk kami PPL. Saya, Kak Tiwi, Aini, dan Kak Anda, PPL di MTsN Tanjungpinang.  Sedangkan Rosma dan Udin PPL di MAN Tanjungpinang, yang merupakan tetangganya MTsN. Sebelahan bo’ lokasinya…

Hari pertama PPL, kami baru diperkenalkan dengan guru pamong masing-masing mata pelajaran yang kami pilih. Alhamdulillah saya mendapatkan guru pamong yang sangaaattt bersahabat.  Bagaimana tidak, beliau adalah guru saya sewaktu saya bersekolah di MTsN beberapa tahun yang lalu.

Asyik, dan pas buat di ajak sharing.

Karena jadwal mengajar saya baru dimulai hari Rabu (dan kebetulan besok libur, maka lusa baru saya mulai ngajar). Maka hari ini saya hanya mondar mandir sekolah - tempat fotocopy, untuk memfotocopy semua berkas-berkas yang akan mendukung praktek mengajar saya (minus Silabus dan RPP). Bahkan saya sempat pergi sebentar dengan guru pamong saya untuk melayat ke rumah salah seorang guru yang mertuanya meninggal dunia. (Allaahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihii wa'fu anhu).

FYI,

Seumur-umur saya gak pernah ngajarin anak-anak dalam jumlah banyak. Hanya sepupu saya yang kini kelas Sembilan dan si Anggi (anak tetangga sebelah yang berumur 2 tahun) yang pernah ngerasain gimana di ajar sama saya. Dan saya harap mereka gak kapok dengan cara ngajar saya yang lebih banyak ngoceh gak jelas dibandingkan transfer ilmunya…kikiki… uuppss… sebenarnya ini aib…

Tapii, saya selalu semangat untuk memulai kisah kasih di sekolah saya bersama murid-muridku yaaanggg iiimmuut-iimuutt… ini beneran, ukuran anak sekarang, kalau gak boros umur, ya hemaaatt banget, sudah berumur dua/tiga belasan, tetapi seperti baru berumur sebelasan… gubbrrraakkhh !!! Nanggung amat…

Gak sabar menunggu lusa untuk mulai praktek mengajar. Semoga semuanya berjalan lancarrr. Aamiin.

Dan saya punya keinginan untuk menulis kisah kasih di sekolah selama masa PPL. Agar kelak, ketika saya sudah tua dan mulai lupa serta gigi tinggal dua, saya ingin ada sedikit peninggalan yang mampu mengingatkan saya akan masa-masa indah di masa-masa terakhir kuliah.


TBC

0 komentar:

Jangan Sampai Padam

00.51 rindukita 0 Comments



Kau yang bernama semangat, tetaplah menjadi sahabat terbaikku.

Banyak kegiatan yang harus dilakukan. Banyak hal yang harus dipikirkan.

Harusnya semangat itu tetap ada. Bahkan ketika kenyataannya tak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan saat pembatalan dan penundaan secara sepihak itu berlangsung tak hanya sekali.

Setiap menit selalu waspada. Berusaha untuk tetap terjaga. Kenapa ? alasannya sederhana. Hanya tak ingin rasa malas itu diam-diam datang dan meniup kobaran semangat itu hingga padam.

0 komentar:

Marahlah dengan Ramah

23.47 rindukita 0 Comments




Kenapa harus dilampiaskan, ketika meredamnya adalah solusi terbaik ?

“AAAARRRRRRGGGHHHHHH !!!!!”

Gedebak!!! Gedebuuk!!!! Buuukh!!!

“Hosh, Hosh, hosh” (anggap saja suara napas)

Seorang gadis belia yang imut menggemaskan (bukan saya), hanya bisa melongo menyaksikan kakak perempuannya yang teriak-teriak gak jelas sambil banting-banting bantal.

“Kakak kenapa ?”, akhirnya dia pun memberanikan diri buat bertanya sambil pasang kuda-kuda, buat jaga-jaga jika ada serangan tak terduga.

Sang kakak hanya memandangnya sinis, lalu melanjutkan ritual banting-banting bantal. Sang adik pun mulai melakukan penerawangan ala kadarnya, karena menurutnya melongo gak jelas tidak akan membantu menghentikan aksi “gila” sang kakak. Tiba-tiba sang adik menemukan ide yang cemerlang. Segera dia berlari ke kamar mandi, mengambil air segayung dan mulai mencipratkannya kepada kakaknya.

“AAAARRRGHHH !!! Keennnaappaah elluuh nyiraammh gueehhh ??? Eeluuh kagak tau kalo gue lagi marah, HAH ???!!, flashdisk gue diilangin temen!!!, padahal file-file penting gue ada di situ…, Huaaa…, Eeemoossiii gueeh, EEMOOSII”

Gedebakk!!! Gedebukh !!! Buukh!! Baakkhh!!!

“Ooh, terus kenapa kakak pake banting-banting bantal segala ?”

“Kan kalo banting lemari beeraat, gue kagak kuat!!!, banting handphone ntar rusak, nonjok-nonjok dinding kan saakkiiitt tangan gue…”

GUBRAKKKH !, sang adik pun pingsan sambil megang gayung. Kasihan.

----Terinspirasi oleh kisah nyata (bukan kisah saya)---

Pernah marah ??, Pasti pernah dong…

Marah itu manusiawi kok, gak ada yang salah kalau kita marah, karena hal itu menunjukkan kalau kita masih punya emosi.

Namun, cara melampiaskan kemarahan yang tidak benar, justru akan menjadikannya sebagai suatu kesalahan besar dan menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Karena pertikaian, perpisahan, permusuhan, dan kehancuran, terkadang diawali oleh rasa marah yang terlampiaskan.

Pernah gak saat kita marah kepada seseorang, kita mengeluarkan kata-kata kasar dan menyakitkan ?. Mungkin pernah, dan merasa kalau dengan mengata-ngatai, menyumpah serapah, dan mencaci maki “si biang kerok” akan membuat emosi kita tersalurkan dan merasa sangat puas. Impas !.

Tetapi, beberapa saat setelah itu, mungkin ada perasaan bersalah dan  menyesal.

Atau pernah melampiaskan kemarahan kita dengan memukul seseorang, menyakitinya, melukai fisiknya, membanting barang, atau menghancurkan suatu barang ?

Mungkin pernah.

Dan beberapa saat setelah itu, mungkin perasaan menyesal akan menghantui kita. Betapa kita bisa melakukan hal-hal kasar dan menyakitkan, dikarenakan rasa marah yang tak terkendali. Marah yang membutakan dan menyesatkan.

Seberapapun banyaknya alasan untuk kita marah. Masih ada cara untuk meredamnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila kita marah, bacalah ta’awudz. Karena setan sangat mudah memperdaya manusia dikala marah. Keburukan-keburukan akan mudah dilakukan “tanpa” kita sadari. Untuk itulah pentingnya membaca ta’awudz guna meminta perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Lalu cara meredam marah yang selanjutnya adalah dengan diam. Karena apa ?, saat kita marah, segala kata-kata kasar, kotor dan tak pantas, begitu saja mudah keluar dari mulut kita. Dan hal itu tentunya akan mendatangkan banyak mudhorot dan murka Allah.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Marah juga bisa diredam dengan merubah posisi ke yang lebih rendah.

Dari Abu Dzar, Rasulullah menasehatkan, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Jika masih marah juga, dianjurkan untuk berwudhu.

Rasulullah SAW. bersabda,
“Marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api padam oleh air. Maka jika seorang marah hendaknya ia berwudhu”.(HR Ahmad)

Jika kita melihat orang yang sedang marah tak berkesudahan, nasehatilah agar ia berwudhu. Jangan menyiramnya dengan air segayung, segalon bahkan seember. Karena hal itu akan membuatnya diam sejenak, lalu beberapa detik kemudian dia berubah jadi Hulk, dan kita berubah jadi rempeyek.

Praktekkin yuk, cara-cara diatas saat kita sedang marah.

Marah sambil teriak-teriak dan banting sana banting sini kan capek…

Ujung-ujungnya juga menyesal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani) 

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

Jadi ?
Yuk, belajar redam amarah.
Yuk, marah dengan ramah.
Yuk, kita sudahi saja pembahasan kali ini. hehe.

Semoga bermanfaat…







0 komentar:

Sebar Salam

00.03 rindukita 0 Comments


Salam… Apa yang terlintas dipikiran pembaca ketika mendengar kata salam ?

Daun hijau berbau harum, atau nama tetangga sebelah ?

Bukan, bukan… Salam yang saya maksud disini adalah “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
(sudah dijawab belum?)

Nah, kenapa kali ini saya tertarik membahas tentang salam ?. Karena…

Mengucapkan salam itu merupakan salah satu diantara enam hak dan kewajiban atas muslim kepada muslim lainnya. Yuk, sama-sama simak hadits ini …

"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3) jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah, dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).” (HR. Muslim).

Mengucapkan salam kedengarannya simple dan biasa aja. Tetapi tahukah kita betapa besar makna sebuah ucapan tersebut ?. Tak hanya kata sapaan biasa, namun berisi do’a keselamatan.

Dulu sewaktu saya masih kecil ketika bertemu teman, saya sering berteriak “Woooiii….”, lalu salaman ala-ala anak gaul. Dan ngerasa udah paling keren se-Galaksi Bimasakti.

Dan ketika harus mengucapkan salam pun tidak dengan kata-kata sempurna. Seperti “Mekum…”, lalu di jawab dengan, “Lam…”. Itu semua terjadi karena apa ?, karena waktu itu saya belum paham apa makna di balik kata “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”.

Hanya merasa kalau ucapan salam tersebut sebagai ucapan formalitas yang hanya pantas diucapkan dengan benar kalau kita bertemu dengan orang tua, guru,  ataupun saat disuruh maju ke depan kelas untuk menyampaikan sesuatu.

Lalu saat usia semakin bertambah dan mulai tahu apa itu arti salam. Perlahan-lahan mulai belajar untuk mengucapkannya dengan benar serta menjadikannya sebagai kata “sapaan penuh kasih sayang” ketika bertemu dengan saudara sesama Muslim. Memang tidak mudah jika tidak dibiasakan untuk menebar salam. Padahal dengan mengucapkan salam, kita telah menebarkan kedamaian dan keselamatan. Selain itu, ucapan salam juga sebagai bentuk rasa sayang dan hormat kita kepada sesama.

“Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh”, mempunyai arti “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu”.

Siapa coba yang gak seneng kalo di do’ain yang baik-baik ?

Dan alangkah baiknya jika kita menjawab salam tersebut dengan “Wa’alaikumussalam Warrohmatullohi Wabarokatuh”. Semakin lengkap pengucapannya, semakin besar pahalanya.

“Imran bin Hushain ra mengisahkan, ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW  dengan mengucapkan "Assalamu’alaikum" Setelah itu, beliau berkata: "Sepuluh" (maksudnya, pahalanya 10). Kemudian ada yang datang lagi lainnya mengucapkan: "Assalamualaikum warahmatullahi". Beliau berkata : "Dua puluh". Selang beberapa waktu kemudian, ada yang datang lagi dengan mengucapkan: "Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh". Dan Rasulullah berkata: "Tiga puluh". ( HR. Daud dan Tirmidzi).

Tidak semua, tapi pasti ada sebagian orang -termasuk saya- yang terkadang sungkan untuk memulai salam terlebih dahulu. Seringnya kalau bertemu teman, hanya menyapa biasa. Seperti, “Hai… Hello…”. Apalagi kalo sudah bertemu teman lama, langsung deh jingkrak-jingkrak sambil teriak-teriak, “Hooi… Pa kabar lu ?, Gilaa… baru lima belas tahun tak bertemu udah makin gede aja lu…”. Gubrakk!!!.

Nah… bakalan beda lagi kalau bertemu dengan orang yang belum kita kenal. Reaksi pertama palingan cuma noleh sekilas. Lalu mulai senyum sambil nganggukin kepala (sekali aja).

Pernah gak lagi jalan di mana gitu atau lagi ke suatu tempat yang masih asing menurut kita dan ngerasa kikuk dan terasing?. Trus tiba-tiba ada orang yang gak kita kenal ngucapin salam ke kita sambil senyum.

Byuurr… Serasa disiram air seember… Adem bo’… Dan mulai ngerasa kalau kita masih punya “saudara”…

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menebarkan salam antar sesama Muslim.

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan shalatlah ketika orang-orang sedang tertidur nyenyak, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai".  (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Salam ra).

Sebarkanlah salam…

Serasa menohok ketika membaca hadits di atas. Karena apa ? sekali lagi saya katakan -berdasarkan survei kecil-kecilan yang saya lakukan terhadap diri saya sendiri serta orang-orang disekitar saya- memulai untuk mengucapkan salam itu sulit. Karena apa ? karena belum terbiasa.

Terkadang perasaan segan dan was-was gak jelas, membuat kita ragu untuk mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang yang kita temui.

Yuk, renungi kembali sabda Rasulullah SAW :

“Yang lebih baik dari keduanya adalah yang memulai salam”. (HR. Bukhari).

“Hendaklah yang muda memulai memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang lebih banyak” dan dalam suatu riwayat : “dan yang bertunggangan (berkendaraan) kepada yang berjalan”. (HR. Bukhari).

"Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW : “Islam bagaimana yang bagus?” Nabi SAW menjawab: “Engkau memberi makan ( kepada orang yang membutuhkan), mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim).

So… gak perlu takut dan segan untuk memulai kebaikan dengan mengucapkan salam kepada saudara kita sesama muslim. Serta gak pelit untuk menjawab salam.

Allah SWT berfirman :
“Apabila kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah SWT akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan”. (QS. An-Nisa : 86)

Dengan menebar salam, kita merasa seperti mempunyai saudara se-Iman dimana-mana. Serta menimbulkan rasa kasih sayang terhadap sesama.

Yuk, sama-sama mulai membiasakan diri untuk memulai menebar kedamaian dengan do’a keselamatan kepada sesama Muslim…

 Semoga tulisan ini bermanfa’at bagi diri saya sendiri serta pembaca ya…
Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

0 komentar:

Kisah Sedih di Hari Minggu

23.39 rindukita 0 Comments



"Ini bukan perpisahan,
hanya raga yang tak hadir nyata dalam lingkaran"

Kisah sedih di hari minggu. Yap ! judul lagu itu mewakili perasaan saya saat itu. Minggu sore kemarin pukul 15.45 WIB, dengan terburu-buru saya memacu kencang motor saya menuju rumah kak NL (Murobbiyah saya) untuk liqo’. Namun di tengah perjalanan, motor saya oleng dan jalannya plintat plintut gak tentu arah. 

Saya pun turun dan mengecek kondisi ban motor. Ternyata ban depan motor saya kempes parah. Namun karena bengkel pinggir jalan tidak buka, saya pun putar balik menuju rumah yang belum terlalu jauh untuk memompa ban motor. Kebetulan di rumah ada pompa yang belum lama di beli Bapak saya. Terpaksa beli, karena ban motor saya lebih sering kempesnya daripada kerasnya. Di cek di bengkel, bannya gak bocor, tapi kok sering kempes ya ? padahal saya gak pernah boncengin gajah atau kuda nil, loh…

Karena takut telat, saya pun ngebut pulang ke rumah dan memompa ban motor layaknya orang kesurupan. Untung gak ada tetangga yang ngelihat. Kikiki.

Pukul 16.15, saya pun tiba di rumah kak NL. Dan suasana masih sepi. Ternyata teman-teman saya pada belum datang. Kebetulan di grup liqo’ kami ada tujuh orang, tapi dua orang masih di kampung, satu orang lagi sedang KKN di Lingga, satu orang sedang sakit, dan satu orang lagi sedang berhalangan hadir karena di rumahnya sedang ada hajatan. 

Tak lama berselang, teman saya yang seorang lagi bernama ukhti VF datang dengan membawa printer, saya pun menaikkan kedua alis saya karena heran. Ternyata sebelum ke rumah kak NL, dia mau service printernya, namun tempat service nya pada tutup karena hari libur. Oalaaah, cobaan, mana repot lagi bawain printer sendirian pas naik motor. Dan jadilah hari itu cuma kami berdua yang datang liqo’.

Lalu kisah sedihnya di mana ?

0 komentar:

Penantian dan Harapan

19.40 rindukita 0 Comments



Terkadang memang lelah, saat apa yang dinanti dan diharapkan tak kunjung datang…
Mungkin tak hanya lelah, tetapi juga sakit. Diri ini belum terlalu tangguh untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti…
Ini baru permulaan, bukan akhir cerita, tetapi kenapa pikiran negatif ini lebih sering muncul di pikiran ?, ketika tersadar, cepat-cepat bibir ini beristighfar, mohon ampun…. Dan kembali menginstropeksi diri, Apakah usaha ini belum maksimal ? Apakah jiwa yang rapuh ini sudah terlalu jauh dari Nya ? Astaghfirullah…
Kembali menata niat dan menguatkan hati, kembali berusaha dengan segenap semangat di jiwa, dan yang paling penting, tak lupa untuk berdo’a dan menyerahkan segalanya kepada yang Maha Kuasa, memohon yang terbaik dan meminta dikuatkan atas segala apa yang tejadi nanti…

0 komentar:

Hilang Arah

19.26 rindukita 0 Comments



Kaki bergetar nafas tersenggal
Menapak lelah tak ada arah
Kabut menampar tak mampu menghindar
Jatuh terjerembab ke lumpur hitam,
Tolong…
Tolong…
Menggapai lemah
Menggumam pasrah
Adakah yang mendengar ?
Aah..
Tangisan pecah sesal membuncah
Merutuki kelamahan diri
Mencaci kebodohan hati
Tak mampu melawan godaan setan,
Ya Allah…
Telah lamakah KAU terlupakan ?


2 Januari 2015
00:12:12

0 komentar:

Barang Yang (tidak) Terbuang

16.03 rindukita 0 Comments


Pernah membuang sebuah barang yang dirasa sudah tak bisa dipakai lagi Mungkin pernah, bahkan sering. Daripada barang-barang itu menumpuk menjadi sampah ?. 

Eiits, tapi barang yang bagaimana dulu nih ?, kalau barang tersebut berupa pakaian ataupun peralatan dan perabotan yang masih layak pakai, lebih baik disumbangkan ke saudara kita yang lebih membutuhkan deh. Tapi kalau memang benar-benar sudah tidak layak pakai, ya sudah buang saja, hehe, kecuali kita bisa memanfaatkan barang tersebut menjadi sebuah karya yang bermanfaat. 

Sebagai hiasan yang layak jual mungkin. Saya pernah melihat di televisi bagaimana seorang seniman menghasilkan sebuah lukisan yang super indah hanya dari cangkang telor dan memiliki nilai jual yang woooww.

Dari situ saya mulai terinspirasi untuk menghasilkan karya dari barang yang sudah tidak terpakai lagi. Tapi itu semua hanyalah sia-sia, karena sampai sekarang belum ada satupun karya yang saya hasilkan. 

Padahal saya sudah banyak mengumpulkan barang-barang bekas ataupun barang yang sudah tak terpakai lagi, sehingga kamar saya menjadi setengah gudang. Bukan karena tidak bisa, karena sekarang hal itu bukan menjadi alasan utama. 

Di internet, buku-buku, ataupun tayangan televisi, banyak menyajikan tutorial mengolah barang bekas yang bernilai, ataupun sekedar menjadi hiasan ruangan yang indah dipandang. Kita bisa memulai belajar dari situ. Tapi kalau yang menghalangi kita untuk memulai adalah rasa malas. Nah, itu yang bikin susah. Karena saya juga sering terserang virus malas akut yang susah tertangani. Haha.

0 komentar:

Berenang, Menyelam, atau Tenggelam ?

23.22 rindukita 0 Comments




Assalamu’alaikum…
Hallo… Apa kabar sodara-sodara sekalian ?
Masih ada suasana lebaran kan, ya ? Saya mohon ma’af lahir bathin ya buat sodara-sodara yang membaca tulisan ini dan terimakasih karena telah sudi mampir ke blog saya.

Bagi adik-adik yang tanggal 27 Juli nanti sudah mulai masuk sekolah, nikmatilah masa liburan kalian yang hanya tinggal menghitung hari ini…hehe

Ciee.. ciee… yang bakalan ketemu teman-teman baru, yang bakalan ngerasain ruangan baru, yang bakalan akrab lagi sama ibu kantin, dan yang bakalan ketemu dengan guru-guru tercinta… Selamat ya…

Bagi teman-teman yang masih menikmati liburan kuliah, kayaknya ada sebagian yang makin akrab sama kasurnya nih…
Kebetulan jatah liburan kuliah saya masih ada sebulan lagi, lama bangeet… Gini nih, kalau pas kuliah, pengen libur, pas udah libur malah pengen tetap libur, eh, kagak ding, sekarang saya malah mulai rindu kampus, rindu suasananya loh ya, bukan rindu sama matakuliah nya. Gubrak !!!

Liburan sepanjang ini saya juga bingung mau kemana dan mau ngapain, untuk seorang pengangguran seperti saya, yang hanya kerja pas kuliah (kerjain tugas-tugas kuliah), tentunya ingin memanfaatkan momen liburan ini dengan sebaik-baiknya.

Hari Minggu besok, sahabat saya mengajak liburan ke pantai Trikora. Tapi saya menolak ajakannya. Kenapa ?

Pertama, orangtua saya tidak mengizinkan saya pergi jauh.

Kedua, pergi jauh naik motor itu pegel, bo’. Mana kalo panas, dalam hitungan detik saya bisa berubah kayak Dakochan.

Ketiga, saya gak bisa berenang. Ngapain jauh-jauh ke pantai kalau cuma mau foto-foto doang, sama ngitungin jumlah pasir pantai ?

Keempat, kalau gak mendesak banget, saya gak akan pergi ke pantai, selama pantai itu masih banyak airnya, pengecualian kalo surut.

Saya termasuk orang yang pobhia terhadap air dalam jumlah banyak, seperti kolam renang, kolam ikanakuarium, pantai, laut, samudera, dan lain-lain…
Semuanya dikarenakan kejadian beberapa tahun lalu…

Ceritanya plesbek (baca : flashback)… haha
Sewaktu saya masih berusia 6 tahun, saya pernah tenggelam di kolam renang. Alhamdulillah saya tidak sempat meminum banyak air kolam, karena kesigapan penjaga kolam yang segera menarik saya ke permukaan.


0 komentar: