Marahlah dengan Ramah

23.47 rindukita 0 Comments




Kenapa harus dilampiaskan, ketika meredamnya adalah solusi terbaik ?

“AAAARRRRRRGGGHHHHHH !!!!!”

Gedebak!!! Gedebuuk!!!! Buuukh!!!

“Hosh, Hosh, hosh” (anggap saja suara napas)

Seorang gadis belia yang imut menggemaskan (bukan saya), hanya bisa melongo menyaksikan kakak perempuannya yang teriak-teriak gak jelas sambil banting-banting bantal.

“Kakak kenapa ?”, akhirnya dia pun memberanikan diri buat bertanya sambil pasang kuda-kuda, buat jaga-jaga jika ada serangan tak terduga.

Sang kakak hanya memandangnya sinis, lalu melanjutkan ritual banting-banting bantal. Sang adik pun mulai melakukan penerawangan ala kadarnya, karena menurutnya melongo gak jelas tidak akan membantu menghentikan aksi “gila” sang kakak. Tiba-tiba sang adik menemukan ide yang cemerlang. Segera dia berlari ke kamar mandi, mengambil air segayung dan mulai mencipratkannya kepada kakaknya.

“AAAARRRGHHH !!! Keennnaappaah elluuh nyiraammh gueehhh ??? Eeluuh kagak tau kalo gue lagi marah, HAH ???!!, flashdisk gue diilangin temen!!!, padahal file-file penting gue ada di situ…, Huaaa…, Eeemoossiii gueeh, EEMOOSII”

Gedebakk!!! Gedebukh !!! Buukh!! Baakkhh!!!

“Ooh, terus kenapa kakak pake banting-banting bantal segala ?”

“Kan kalo banting lemari beeraat, gue kagak kuat!!!, banting handphone ntar rusak, nonjok-nonjok dinding kan saakkiiitt tangan gue…”

GUBRAKKKH !, sang adik pun pingsan sambil megang gayung. Kasihan.

----Terinspirasi oleh kisah nyata (bukan kisah saya)---

Pernah marah ??, Pasti pernah dong…

Marah itu manusiawi kok, gak ada yang salah kalau kita marah, karena hal itu menunjukkan kalau kita masih punya emosi.

Namun, cara melampiaskan kemarahan yang tidak benar, justru akan menjadikannya sebagai suatu kesalahan besar dan menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Karena pertikaian, perpisahan, permusuhan, dan kehancuran, terkadang diawali oleh rasa marah yang terlampiaskan.

Pernah gak saat kita marah kepada seseorang, kita mengeluarkan kata-kata kasar dan menyakitkan ?. Mungkin pernah, dan merasa kalau dengan mengata-ngatai, menyumpah serapah, dan mencaci maki “si biang kerok” akan membuat emosi kita tersalurkan dan merasa sangat puas. Impas !.

Tetapi, beberapa saat setelah itu, mungkin ada perasaan bersalah dan  menyesal.

Atau pernah melampiaskan kemarahan kita dengan memukul seseorang, menyakitinya, melukai fisiknya, membanting barang, atau menghancurkan suatu barang ?

Mungkin pernah.

Dan beberapa saat setelah itu, mungkin perasaan menyesal akan menghantui kita. Betapa kita bisa melakukan hal-hal kasar dan menyakitkan, dikarenakan rasa marah yang tak terkendali. Marah yang membutakan dan menyesatkan.

Seberapapun banyaknya alasan untuk kita marah. Masih ada cara untuk meredamnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila kita marah, bacalah ta’awudz. Karena setan sangat mudah memperdaya manusia dikala marah. Keburukan-keburukan akan mudah dilakukan “tanpa” kita sadari. Untuk itulah pentingnya membaca ta’awudz guna meminta perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Lalu cara meredam marah yang selanjutnya adalah dengan diam. Karena apa ?, saat kita marah, segala kata-kata kasar, kotor dan tak pantas, begitu saja mudah keluar dari mulut kita. Dan hal itu tentunya akan mendatangkan banyak mudhorot dan murka Allah.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Marah juga bisa diredam dengan merubah posisi ke yang lebih rendah.

Dari Abu Dzar, Rasulullah menasehatkan, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Jika masih marah juga, dianjurkan untuk berwudhu.

Rasulullah SAW. bersabda,
“Marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api padam oleh air. Maka jika seorang marah hendaknya ia berwudhu”.(HR Ahmad)

Jika kita melihat orang yang sedang marah tak berkesudahan, nasehatilah agar ia berwudhu. Jangan menyiramnya dengan air segayung, segalon bahkan seember. Karena hal itu akan membuatnya diam sejenak, lalu beberapa detik kemudian dia berubah jadi Hulk, dan kita berubah jadi rempeyek.

Praktekkin yuk, cara-cara diatas saat kita sedang marah.

Marah sambil teriak-teriak dan banting sana banting sini kan capek…

Ujung-ujungnya juga menyesal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani) 

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

Jadi ?
Yuk, belajar redam amarah.
Yuk, marah dengan ramah.
Yuk, kita sudahi saja pembahasan kali ini. hehe.

Semoga bermanfaat…







0 komentar: