Bagaimana PPL Ku ? -End-
Seru !.
Mungkin satu
kata itulah mewakili perasaanku saat menjalani PPL selama kurang lebih dua
bulan. Mulai PPL pada tanggal 13 Oktober, dan Alhamdulillah selesai pada
tanggal 18 Desember 2015.
Apa saja yang
saya alami selama PPL ?
Banyaaak…
Grogi saat
pertama kali mengajar di kelas itu hal yang lumrah. Dan Alhamdulillah saya
hanya merasakan selama sepuluh menit pertama. Lalu setelahnya ? di buat asyik
ajaa lagii… hehe
Memang tak mudah
menghadapi 210 anak tiap minggunya. Apalagi bagi saya yang sangat susah
menghapal nama-nama mereka di bandingkan mengingat wajah mereka satu per satu. Siswa
yang paling unggul dan paling nakal di kelaslah yang paling mudah saya ingat
wajahnya serta namanya. Pantas, dulu sewaktu saya sekolah tak banyak guru yang
mengingat saya, karena saya adalah siswa yang sedang-sedang saja, gak pinter
banget dan gak nakal banget.
Beruntung hampir
semua siswa yang saya ajar, menyambut baik kehadiran saya sebagai pengganti
sementara bu Hanum. Namun, mereka tetaplah anak-anak normal yang tak mungkin
diam saja seperti manekin saat proses belajar mengajar berlangsung. Ada saja
tingkah polahnya, satu orang mulai berbicara, maka teman yang lainnya akan
mulai ikut berbicara. Wajar kalau dulu guru saya sering marah-marah di kelas
saat suasana di kelas menjadi sangat riuh, seperti “pasar ikan” katanya. Hihi.
Saya dulu selalu berpikir, kenapa kelas yang berisik selalu di bilang seperti
pasar ikan ? padahal kan tak hanya pasar ikan yang berisik, pasar sayur,
terminal bus, stasiun kereta api, bahkan mercon dan suara kembang api pun
sangat berisik kan ?
Untuk memikat
hati para siswa sebelum mengajar adalah dengan memberikan kesan pertama yang
baik. Masuk kelas dengan wajah ceria, tersenyum manis, menyapa mereka, bahkan
kalau bisa sediakan waktu sekitar sepuluh menit untuk mendengarkan keluh kesah
siswa, atau menceritakan kisah-kisah menarik yang bisa membuat siswa segar
kembali dan siap menerima pelajaran.
Namun betapa
sulitnya untuk merealisasikan hal di atas. Ini serius. Waktu sepuluh menit yang
seyogyanya di sediakan sebagai waktu khusus, nyatanya habis hanya untuk
menenangkan siswa yang asyik mengobrol, jalan sana jalan sini, dan hal-hal lain
yang sebenarnya masih wajar untuk dilakukan siswa seusia mereka. Tetapi karena
saya belum terbiasa menghadapi situasi seperti itu, alhasil saya pun sedikit
keteteran antara menjelaskan pelajaran dengan mengatur kondisi kelas. Ternyata memang
tak bisa disepelekan bahwa seorang guru harus benar-benar menguasai pengelolaan
kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Walaupun terkesan
susah diatur, namun sebenarnya mereka adalah anak-anak yang kalem dan penurut,
hanya saja membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk “menjinakkan” mereka. Sewaktu
jam istirahat pun mereka tak sungkan untuk menghampiri saya hanya untuk curhat.
Menceritakan tentang keluarga mereka, bahkan membahas kasus-kasus heboh
beberapa tahun lalu yang membuat saya melongo. Mereka sangat terbuka dan
menyenangkan.
Tetapi ada satu
kejadian yang tidak saya lupakan. Pada hari itu (lupa hari apa), saya dan dua
orang teman saya sedang di perpustakaan karena belum ada jadwal mengajar. Kami pun
membuat soal-soal ujian semester ganjil sesuai arahan guru pamong. Namun ada
hal yang tidak mengenakkan terjadi. Saat kami kembali ke majelis guru,
tiba-tiba saya dan beberapa orang teman saya yang dari kampus lain juga di
panggil ke ruangan WaKa Humas. Disana kami di nasehati panjang lebar oleh WaKa
Humas, akhirnya saya mengerti duduk persoalannya, ada salah satu dari kami yang
tak sengaja berlaku tidak sopan terhadap salah satu guru. Sehingga menimbulkan
kehebohan kecil di ruang majelis guru dan pada saat itu saya tidak dapat
menyaksikannya secara langsung karena sedang berada di perpustakaan. Tak hanya
sampai di situ, pada jam istirahat, kami juga di panggil lagi ke ruangan Kepala
Sekolah untuk mendapatkan teguran dan nasehat lagi.
“Saya hanya
mengingatkan kembali, seorang guru itu di tuntut untuk memiliki empat
kompetensi, kompetensi Pedagogik, kompetensi Kepribadian, kompetensi
Profesional, dan kompetensi Sosial. Kalian menjalani PPL ini adalah sebagai
salah satu langkah untuk dipersiapkan menjadi guru. Janganlah hanya
mengandalkan kompetensi Pedagogik saja, kalian juga harus tahu bagaimana
bersikap menjadi guru yang baik. Sikap kalian, dan sopan santun kalian juga
harus kalian jaga, begitu pula dengan hubungan sosial kalian dengan para guru
di sekolah”. Begitulah wejangan yang di berikan Kepala Sekolah kepada kami.
Dan masih ada
Waka Kurikulum dan WaKa Sarana Prasarana yang juga memberikan nasehat yang sama
kepada kami.
Begitu banyak
pelajaran berharga yang kami dapatkan semasa PPL. Tingkah polah siswa/i yang
terkadang membuat saya kesal dan bahagia, rasa segan yang selalu menghantui
karena harus berbaur di majelis guru (sewaktu saya sekolah, ruangan yang saya
takuti adalah ruang Kepala Sekolah dan majelis guru), keruwetan saat harus
mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013, bahkan ketika harus begadang
menyelesaikan penilaian dan analisis nilai siswa dengan K13 yang sangaaatttt
ruummiiit.
Alhamdulillah saya
bisa melewati itu semua dengan baik.
Namun masih ada
satu tugas berat lagi, yaitu menyiapkan laporan PPL individu dan kelompok. Saya
mulai merancang laporannya pada bulan November, namun baru selesai pada bulan
Februari awal. Karena saya cukup lama mengabaikannya, demi menyelesaikan
sinopsis penelitian.
Karena mengejar
target, pada bulan Desember akhir saya pun mengantar tiga judul penelitian
dalam bentuk sinopsis ke Ketua Jurusan. Alhamdulillah, judul terakhir yang saya
ajukan diterima setelah sinopsis saya yang pertama dan kedua dicampakkan dengan
indahnya oleh KaJur.
Setelah itu,
saya pun ngebut membuat Proposal penelitian. Setelah revisi dua kali,
Alhamdulillah pada akhir Januari Proposal saya di ACC untuk di seminarkan. Jadwal
seminar kemungkinan pada bulan Maret.
Deg-degan
menunggu detik-detik seminar proposal. Bagaimana tidak, selama ini saya tidak
pernah melihat kakak tingkat saya yang lebih dulu seminar, jadi saya masih
bingung bagaimana proses seminar itu..hehe
Alhamdulillah,
seminggu yang lalu saya dan teman-teman sekelompok sudah mengantar laporan PPL
ke guru pamong dan dosen pembimbing. Sekarang saatnya mempersiapkan diri untuk
seminar proposal dan…….
KKN (Kuliah
Kerja Nyata) !!!
0 komentar: