SETELAH KU PIKIR-PIKIR

18.49 rindukita 0 Comments





Berbuat sesuatu tanpa dipikir terlebih dahulu itu tidak baik. Terlalu banyak mikir sampai gak ngapa-ngapain juga tidak baik. Yang baik itu adalah berpikir dengan bijak sebelum bertindak.

Misalnya dalam berbicara. Karena gak dipikir dulu, bicaranya asal njeplak, kata-katanya gak disaring jadi ampasnya ikut keluar juga, atau mulutnya lupa diamplas jadi kata-kata yang keluar biasanya kasar dan menyakitkan orang lain. Toh, pada akhirnya kata-kata yang sudah terucap tidak bisa ditarik kembali. Itulah gunanya berpikir sebelum berbicara. Ada manfaatnya gak omongan kita ? Nyakitin orang gak kata-kata kita ? Sesuai situasi dan kondisi gak pembicaraan kita ?.

Kalau sudah ngerasa berpikir sebelum berbicara, tetapi kata-kata yang keluar selalu menyakitkan, berarti cara berpikirnya yang belum bijak. Mungkin saja pikirannya yang harus di instal ulang dengan program-program yang bebas virus negatif.

Lebih pilih dapat "emas" atau diterkam "harimau" ?

Yap, lebih baik diam kalau gak ada hal penting yang mau dibicarakan atau ngerasa omongan kita unfaedah alias gak ada manfaatnya sama sekali, karena sesuai kata mbak peri-bahasa, diam itu emas.

Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Berbicara itu memang harus dipikir dulu, jangan sampai karena sepatah dua patah kata yang keluar dari mulut kita pada akhirnya jadi bencana buat diri kita sendiri, kata mbak peri-bahasa sih, mulutmu harimaumu. RoAaarrR !!?!

Tapi jangan sampai tidak berbicara atau diam terus seperti manekin di toko baju karena takut apa yang kita sampaikan dan kita lakukan dapat menyakiti orang lain. Apalagi saking “hati-hati”, mikirnya terlalu keras, karena terlalu sibuk mikir, sampai gak gerak-gerak, gak melakukan apa-apa. Bahkan kebaikan yang harusnya segera disampaikan atau dilakukan, tidak jadi tersampaikan karena kebanyakan mikir.

Saya sih dulu cenderung seperti itu, kebanyakan mikir sampai tidak melakukan apa-apa. Niatnya sih mau menyelesaikan tugas, tetapi kalau cuma dipikir-pikir terus menerus tanpa action, kapan selesainya persoalan itu ?

Si negatifsari bilang “Setelah dipikir-pikir, kayaknya saya gak bisa deh menyelesaikan tugas itu”
Lalu dijawab oleh si positifwati, “Kalau cuma dipikir mulu ya enggak bisa selesai, kerjakan dong! Yang penting itu tindakan! Kamu pikir tugas itu bisa selesai sendiri? Takut gagal? Coba lagi! Dulu kan kamu sering gosok-gosok minuman kemasan yang rasanya asem manis itu! Pernah gak dapet hadiah? Apa yang kamu dapet? Tulisan coba lagi-coba lagi-coba lagi-coba lagi terus kan? sampai akhirnya kamu berhasil dapat hadiah uang koin lima ratusan. Itu membuktikan bahwa keberhasilan itu walaupun tidak dapat diraih di langkah pertama, bisa jadi kamu mendapatkannya di langkah yang keseribu!”

Atau dalam sebuah kasus lain, misalnya sewaktu dijalan yang sepi kita melihat ada orang yang jatuh terjerembab ke aspal karena kesandung alias kesrimpet kakinya sendiri. Niatnya mau nolongin. Tapi kebanyakan mikir, “Tolongin gak ya ? Nanti disangka sok kenal, tapi kalau gak di tolong kasian banget, mana jidatnya benjol lagi, tapi nanti malah minta diantar pulang atau diantar ke puskesmas? Gimana nih? Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?” Gubrakk! Malah bawa-bawa puisi AADC…



Jadi, intinya ?




Ada di paragraf pertama…



Sekian¬¬








Pic : http://schuba.deviantart.com/art/My-motivation-wallpaper-91592975

0 komentar: