SERIBU KISAH




Yang meninggalkan, akan ada yang menggantikan.
Yang sendiri, akan ada yang menemani.

Banyak kisah yang terjadi dua tahun belakangan ini…

Potongan-potongan teka-teki yang selalu dicari, jawaban atas tanya yang berseliweran dalam pikiran, do’a-do’a yang tak henti dipanjatkan, akhirnya Allah beri kesempatan untuk kembali merajut pintalan-pintalan kisah ini…

Wisuda, kerja, menikah, hamil, melahirkan, mulai kerja lagi…

MasyaAllah…
WOW

Sering tiba-tiba bengong pas makhluk kecil nan lucu imut menggemaskan itu menatapku dan tersenyum manis.

Seketika terhenyak dan tersadar
“Ya Allah… Anak guee… bayii guee… Guee dah punya anaakkk…”

Berasa waktu cepat berlalu. Perasaan baru kemarin galau nungguin sidang skripsi yang ditunda setengah tahun, sedih karena lama wisuda padahal selesai skripsi tepat waktu, terus tiap hari deg-degan sambil bertanya-tanya gimana ya wajah jodohku, wajah anakku nanti gimana yaa, apa jodohku orang disekitarku atau orang jauh yaa…

Dan rencana Allah memang begitu luar biasa. Satu bulan selesai wisuda. Ada lelaki datang melamar. Pada awalnya terkejut saya terheran-heran, ternyata jodoh saya adalah kakak senior pas di kampus. Dengan waktu singkat dalam mempersiapkan pernikahan dan do’a terus supaya Allah memudahkan segalanya, Alhamdulillah pernikahan antara aku dan dia terlaksana pada tanggal 10 September 2017.

Dilamar bulan Mei 2017, bulan Juni keterima kerja jadi guru di SD Swasta dekat rumah (pengalaman kerja pertama kali gaes), bulan September 2017 menikah dan Alhamdulillah langsung Allah titipkan buah cinta pada kami. Amanah terbesar sekaligus terindah yang lahir pada bulan Juni 2018. Bertepatan dengan tanggal 23 Ramadhan 1439 H. Saat bayi berusia 9 bulan, Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bekerja lagi, setelah sebelumnya memutuskan untuk resign dari tempat kerja yang lama, dikarenakan ingin teruuss memeluk dan menyusui tanpa hambatan ke bayi yang baru lahir. 
Perjalanan hidup yang harus disyukuri dalam setiap helaan nafas.

Next, kisah saat hamil hingga melahirkan…

SALAH?


Kasihan. Semakin hari ia semakin terpuruk. Orang-orang selalu melihatnya bahagia. Menyembunyikan lukanya dalam tawa. Tanpa mereka sadari, diam-diam ia berulangkali mengelus dadanya yang terasa nyeri. Sakit itu...  Sakit yang tak terperi. Bahkan ia akan lebih memilih ditikam belati dan langsung mati daripada menderita seperti ini. 

Iya. Satu jawaban yang dengan mudahnya memutar balikkan dunianya yang awalnya baik-baik saja. 

Kejam. Ia bahkan mempertaruhkan kehidupannya untuk satu kebohongan besar dari sang pendusta. Ia bukan si suci tanpa dosa. Namun ia juga ingin bahagia. 

Salah. Ia melangkah lunglai untuk mencari secuil pembenaran. Dengan rakusnya ia memunguti remah-remah harapan. Berharap ia masih memiliki masa depan. 

Bagaimana jika ia adalah aku?

DARIKU UNTUKKU




Untukmu…
Tulis saja apa yang kamu mau, tulis saja apa yang kau tau. Toh, untuk hal hebat lainnya untuk saat ini tidak perlu. Jika tak kau asah, dia akan semakin tumpul, membeku dan layu.

Tak peduli dengan angan tinggimu yang membara. Semua tak berguna saat kau hanya diam saja. Biarlah tak masuk akal, biarlah tak memberi rasa. Ini hanya permulaan. Kita tak tahu akhir hebat apa yang menanti di depan.

Satu kata mungkin tak menjadi wakil. Maka rangkailah hingga membentuk barisan makna. Walaupun tak indah, tetapi itu adalah hasil buah pikiran.

Memang terkadang melelahkan saat harus mencari sesuatu yang tepat. Tetapi jika tak dikeluarkan dengan cepat, dia akan segera menguap.

Tulis saja apa yang ada dalam pikiranmu. Untuk hal-hal lain, untuk saat ini kau tidak perlu.

Tulis saja tentangmu, tentangnya, tentang mereka,, tentang dunia…

Oh.. jika terlalu luas, tentangmu dahulu. Jika terlalu dalam, tulislah apa saja yang kau mau, walaupun pada awalnya ambigu…

Tak sulit jika kau mau mencoba, tetapi akan sakit jika kau melewatkan kesempatan itu…

Perlahan saja, seperti kura-kura. Walaupun lama, tetapi kura-kura panjang usia…

Mulailah dari sekarang, mulailah walau harus berperang dengan ego, mulailah walau harus membekap malu hingga terengah, mulailah walau bingung harus memulai dari mana.

Banyak yang harus diceritakan. Walaupun ada yang rahasia. Tak apa, cukuplah dengan sirat makna.

Karena suatu saat nanti, saat kau mulai melupakannya, dan saat kau ingin membukanya. Dia ada. Jutaan kata yang menikam lupa. Kau harus mengingatnya, kau harus ingat apa yang kau lakukan dan rasakan saat muda.

Saat kau mencoba hal baru, saat kau takut mereka mengabaikanmu, saat kau mulai tak percaya satu hal, saat malam sendu ditemani bunga merah jambu, atau saat sore kelabu menatap nanar bunga yang layu...


Kau harus mengingatnya kembali suatu saat nanti…

MEMUDAR




Untuk satu yang selalu ditunggu. Walau tak pasti harap selalu menggebu. Hingga dua tahun berlalu. Entah mulai darimana. Walaupun awalnya pekat, kini perlahan mulai memudar. Walaupun awalnya hampir sekarat, sekarang mulai tersadar.

Mungkin terlalu berlebihan di awal pertama. Hingga tak ada sisa pada akhirnya. Padahal semangat itu dulu muncul karenanya. Namun kini semua berlalu tanpa ada yang istimewa. Terlalu datar dan rata. Gelombang itu tak lagi ada. 
Masih menunggu, mungkin ada hal lain yang menggantikannya, dan bukan khayalan semata...


Tunggu saja… 
karena aku tak pernah tau bagaimana nantinya…


¬¬¬Maret 2017.






Pic : http://id.tubgit.com/lingkaran-silau-latar-belakang-bayangan-memudar/